Kamis, 14 Juni 2012

Tell Me How to See


Ah, kenapa pagi datang cepat sekali? Apakah benar-benar tidak ada yang bisa mengerti? Aku masih ingin tidur, dan lagi kepalaku masih terasa sakit karena acara semalam. Last Friday Night.
                Tapi akhirnya kuputuskan juga untuk bangun dan mencuci mukaku. Aku tidak tahan karena sinar matahari langsung mengarah ke tempat tidurku. Sudah pukul tujuh kurang lima belas menit, dan aku malas berada di rumah. Jadi, kuputuskan saja untuk pergi kesekolah. Kedengarannya sinting memang.  Tapi biarlah! Aku lebih suka jika nanti Mang Ujo memarahiku karena datang dengan sangat terlambat ke sekolah, daripada aku harus berada di dalam neraka yang terpaksa kupanggil rumah.
                Sekarang aku sudah selesai mandi dan berpakaian. Aku telah siap degan baju putih abu-abu siap untuk berangkat ke sekolah dan jam d kamarku sudah menunjukkan pukul 07.15 am. Aku akan terlambat sekitar 30 menit ketika aku sampai nanti. Tapi, siapa yang peduli? Seperti saat ini saja, tidak ada yang pernah peduli terhadapku.
*****
                Hah, tanpa terasa hari sudah semakin malam. Kubuka lagi satu botol minuman yang dapat menenangkanku-walau hanya sesaat-ini. Entah mengapa orang-orang yang katanya sudah dewasa itu malah berperilaku seperti anak kesil yang memperebutkan permen? Saling berteriak! Bahkan mereka bertindak seperti orang yang sama sekali tak berpendidikan dengan mengeluarkan kata-kata yang kasar. Yang bahkan bisa melukai orang lain tanpa harus menunjuk orang tersebut.
                Kubesarkan volume stereo di kamarku. Mencoba untuk menutup telinga atas hal-hal yang tidak ingin kudengar. Alunan music-musik dari Laruku seolah mengiriku menuju ketidaksadaran karena minuman itu. Dan aku mendengar bunyi jam yang menandakan telah tepat tengah malam sesaat sebelum aku benar-benar hilang kesadaran.
*****
                Hah! Apakah sekarang sudah pagi? Mataku masih sangat berat untuk dibuka. Dan, kenapa aku seperti mendengar suara gitar yang sangat sumbang? Apa ini masih di dalam mimpi? Aku renggangkan sedikit tuduhku, dan sedetik kemudian aku merasakan sesuatu bergerak di tempat tidurku, menuju teat ke sampingku. Kubuka sedikit mataku dengan susah payah untuk melihat sesuatu yang bergerak tadi.
                “hai.” Sapa sesuatu tadi sambil tersenyum. Seorang gadis tepatnya. Kukerjapkan mataku beberapa kali untuk memastikan penglihatanku tidak salah. Untuk apa gadis itu disini. Dan mengapa ia harus memperlihatkan senyuman bodohnya?
                “bangun dong.” Ucapnya kemudian, ambil mengacung-acungkan sebuah bungkusan plastic yang di genggamnya tepat di atas wajahku. Seharusnya aku sudah bisa menebak tentang satu-satunya orang yang berani mengganggu hari mingguku. Siapa lagi kalau bukan satu-satunya saudara perempuan yang kumiliki. Dan sekarang aku tahu, aku tidak sedang bemimpi.
                “ahh, ntar ah! Ganggu  tidur orang aja tau nggak sih lu?!” ucapku malas, sambil mengubah posisi tidurku dan membelakanginya.
                “lo yakin?” tanyanya. “mmm,” igauku.
                “trus ini white chocolate, Cadbury, sama silverqueen almondnya buat siapa? Gue ngga doyan tau.” Celotehnya sambil mengguncang-guncangkan tubuhku.
                “yaudah sini!” kataku, sambil membalikkan badan untuk menggapai plasti itu, tapi kalah cepat dengan gerakan orang yang sedang tidak mengantuk sepertinya.
“enak aja! Mandi dulu sono.”
Aku yang malaspun lebih memilih untuk berusaha tidur kembali. Namun, sesaat kemudian aku merasakan Widya-gadis itu- menarik tanganku sambil berteriak.
“Ayo banguuuunnn!! Udah siang tau.”
“arghh….” Erangku. Tapi arwah di dalam tubuhku belum terkumpul sepenuhnya membuatku merasa sangat lemas. Sehingga akhirnya ia berhasil membuatku berdiri.
“emang ngga sadar apa, alkoholnya tuh bau banget! >,<” lanjutnya. Kali ini sambil mencoba mendorongku masuk ke kamar mandi.
“nanti gue tambahin pizza, deh!” katanya terus membujukku.
“iya..iya..!”kataku akhirnya. Lumayan juga coklat dan pizza itu. :P
*****
Aku coba untuk tak memperdulikan ocehannya. Aku ingin dia tahu bagaimana rasanya diacuhkan. Pantas saja ia meberiku coklat dan menjanjikan pizza. Ia pergi dari rumahnya, dan mematikan handphone-nya. Dan itu membuatku repot karena ketika ibunya yang terlampau sayang pada anak satu-satunya ini, menelpon. Sedangkan Widya malah menyuruhku tutup mulut. Dan sialnya, ia memberitahu tentang hal ini baru beberapa menit yang lalu, tepatnya setelah aku selesai mandi dan berganti baju.
“iihh! Lu dengerin gue ngga sih?” ujarnya dengan kesal. “kenapa sih lu susah banget buat dengerin gue doing?!” lanjutnya.
“yaudahlah, gue dengerin lu kok.” Jawabku malas, sambil memetik gitarku pelan.
“kenapa sih, ngga ada yang ngertiin gue?!” ucapnya. Gotcha, biasanya aku yang mengucakan kalimat itu. Bukan padanya, tapi pada orang-orang itu.
“nggak mama, ayah! Kenapa sih semua orang egois? Ngga bisa ngerti apa yang bener-bener gue mau!”.”lo juga! Mau sampe kapan lu cuekin gue? Seenggaknya sebelum gue mati, lu harus denger dan tahu satu hal aja tentang gue!”
“mati?” ulangku, antara kaget dan tidak mengerti.
“yaiyalah! Masa iya gue disuruh hidup selamanya?! Cepat atau lambat, gue juga akan mati! Lo mau sampe gue mati, kita masih cuek-cuekan gini?!”
“iya kalo lu duluan yang mati. Kalo gue duluan?”
“sama aja bodoh! Intinya kalau kita udah mati dan masih cuek-cuekan, kita akan mati tanpa tahu apa-apa tentang satu sama lain!” Kali ini ia sedikit berteriak, membuatku diam, berusaha untuk mencerna kata-katanya barusan.
“kok bengong, sih?!” tegurnya jengkel. Dan aku pun mendelik kearahnya kesal.
“lo yang kebanyakan ngomong tau!” tukasku.
“ihh, rese lo!” kali ini aku tahu ia benar-benar jengkel. Terlihat dari bibirnya yang ia majukan sedikit. Tapi kemudian….
Teot…toeot…
Aku kenal suara ini. Dan aku juga tahu ia sangat hapal pada suara yang berasal dari tukang cilok yang menjadi favoritnya. Ia menengok kearah luar. Sepertinya ia lupa bahwa ia sedang marah.
Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa melihat tingkahnya ini. Kukeluarkan uang 5 ribuan dari saku celanaku, mencoba merayunya agar tak lagi marah padaku.
“beli ah,” ucapku seraya meletakkan gitar dipangkuanku. Berlagak akan bangkit dan pergi.
“pergi aja sono!” tukasnya.
“bener nih? Padahal niatnya gue pengen beliin lo sekalian.” Kataku. Ia tampak menimbang-nimbang. Antara marah, gengsi, dan cilok favoritnya.
“bukannya minta maaf, malah main pergi-pergi aja.” Ucapnya seperti gumaman.
“nih,” kataku, sambil menjulurkan uang lima ribuan tadi kearahnya. Ia menoleh kearahku, dan sedetik kemudian ia uang itu telah berpindah tangan dan ia berlari keluar. Sepertinya ia mengerti bagaimana caraku meminta maaf.
“makasih Raka!” teriaknya dari luar.
“beliin gue sekalian!” teriakku.
“okeh!” katanya sambil menunjukkan senyumannya, sambil berteriak juga tentunya.
Aku kembali duduk dan menyandarkan tubuhku pada kursi dan memetik gitarku satu-satu. Benar juga apa katanya. Stiap orang pasti akan mati.dan tidak ada yang tau pasti kapan ia akan mengalaminya. Aku dan dia hidup di lingkungan yang tak jauh berbeda. Lingkungan yang sama-sama menuntut kami untuk selalu menjadi lebih baik lagi.
Walaupun ia terlihat ceria, memiliki banyak orang yang-sepertinya-menyayanginya dan juga teman yang banyak, siapa yang bisa menjamin kalu ia tidak kesepian?
Dan betapa bodohnya aku. Selalu melihat bahwa masalah hanya datang padaku. Selalu merasa bahwa orang lain pantas mendapatkan dan merasakan apa yang aku rasakan. Tapi sekarang aku sadar, itu semua hanya akan menjadi adil untukku, tapi sama sekali tidak akan membuatku puas.
Aku juga baru menyadari, elama ini aku terlalu buta untuk melihat bahwa ia ada untukku. Dan benar juga, bukankah lebih baik menyayangi pa yang kita miliki, jika kita tidak bisa memiliki apa yang kita sayangi?
“nih.” Katanya, sambil menyerahkan sebungkus cilok padaku.
“anggep aja ini ganti rugi buatcoklat tadi. Tapi, lo masih punya utang pizza ke gue.” Kataku, menerima bungkusan itu.
“okay my lord, your command is my wish.” Ucapnya sambil membungkukkan badan, berlagak seperti aku adalah rajanya. Dan sedetik kemudian, setelah sekian lama kami tertawa bersama.

Páginas

Blogroll

Blogger templates

Blogger news